Selasa, 29 April 2008

ANALISA SWOT

Analisa SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats)


telah menjadi salah satu alat yang berguna dalam dunia industri. Namun demikian tidak menutup kemungkinan untuk digunakan sebagai aplikasi alat Bantu pembuatan keputusan dalam pengenalan program-program baru di lembaga pendidikan kejuruan.
Proses penggunaan manajemen analisa SWOT menghendaki adanya suatusurvei internal tentang strengths (kekuatan) dan weaknesses (kelemahan) program, serta survei eksternal atas opportunities (ancaman) dan threats (peluang/kesempatan). Pengujian eksternal dan internal yang terstruktur adalah sesuatu yang unik dalam dunia perencanaan dan pengembangan kurikulum lembaga pendidikan.Contoh pengembangan pendidikan menggunakan analisa SWOT, adalah suatu cara yang berguna dalam menguji kondisi lingkungan tentang program baru yang ditawarkan suatu lembaga pendidikan. Sebuah tinjauan atas aplikasi potensial SWOT dalam jangkauan yang luas juga merupakan tujuan dari pada tulisan ini.

Minggu, 13 April 2008

Komitmen Membangun Pendidikan?

Bicara tentang komitmen membangun pendidikan, saya sebagai guru pesimistik di era otonomi daerah sekarang ini, karena kenyataan pendidikan dewasa ini hanya dijadikan sebagai sarana kepentingan politik semata, kita akan ragu dengan komitmem tentang pembangunan pendidikan ketika asfek politik telah merasukinya. Bukti yang jelas kita dapat melihat bagaimana perekrutan kepala sekolah di era otonomi dewasa ini satu-satunya seleksi adalah ” like or dislike”.


Jangan pernah menanyakan kompetensi, jangan pernah menanyakan prestasi karena itu hanya bahasa basi, jadi jelas bagi kebanyakan daerah, otonomi telah disalah artikan.
Berbagai kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan yang tertuang dalam bentuk undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan menteri seakan tidak dibutuhkan memiliki arti bagi daerah, karena bila dicermati apa yang tertuang dalam peraturan tersebut telah dlanggar dengan terbitnya kebijakan, keputusan pemda/pemko yang jelas bertentangan. Contoh kongkrit yang dapat kita lihat adalah Standar Kepala sekolah yang telah ditetapkan untuk SMA :
1. Masa Kerja diatas 5 Tahun
2. Golongan minimal III C
3. Telah Lulus Sertifikasi
4. Pernah Mengikuti Pelatihan Calon Kepala Sekolah
5. Syarat yang berhubungan dengan WNI

Bila kita melihat kenyataan dengan siapa dan bagaiman kepala sekolah ditempatkan di daerah kita masing-masing syarat-syarat diatas tidakpernah dipertimbangkan.
Jika hal ini berlangsung terus menerus "Kapan Pendidikan Kita Bisa Maju"???
Stop Kecurangan, jauhkan Pendidikan dari kepentingan politik praktis!!!