Rabu, 12 Desember 2012
Jumat, 07 Desember 2012
BOCOR HALUS TAPI KELILING
Pengalaman pribadi saya menjadi inspirasi untuk menggambarkan keadaan atau situasi bernegara saat ini. Ketika saya dengan mengendarai sepeda motor menuju kantor tiba-tiba sepeda motor saya sulit dikendalikan dan terdengar bunyi suara stssssssssss, ternyata roda belakang telah kempes.Diseputar kejadiaan tidak ada bengkel, dan untuk menggiring sepeda motor menuju tambal ban serasa berat karena jauh. Maka dengan nekad sepeda motor saya naiki meskipun ban sudah kempes dan hasilnya setelah sampai di bengkel dan dibuka dengan maksud menempel keadaan terdapat lobang-lobang kecil melingkar mengikuti bulatan ban disebut "Bocor Halus Tapi keliling " artinya Ban dalam harus diganti karena biaya menempel semua lobang jauh lebih mahal dari membeli ban dalam yang baru.
Kehidupan berbangsa dan bernegara kurang lebih kondisinya saat ini sama seperti keadaan ban bocor halus tapi keliling, dalam segala asfek kehidupan di negara yang kita cintai ini bocor artinya jika kita meminjam istilah IPOLEKSOSBUDHANKAM maka kita dapat memastikan dari aspek idiologi bangsa Indonesia telah kehilangan kepribadian, kehilangan arah dan tujuan kita terjebak idiologi liberal, dari aspek politik demikian juga adanya "suara rakyat, suara Tuhan" berubah menjadi suara rakyat suara uang", aspek ekonomi sangat memprihatinkan, prilaku korup menjadikan bangsa ini terjerat utang sampai ke anak cucu, budaya leluhur ditinggalkan setelah di claim negara tetangga kita hanya ribut saja,Untuk Pertahanan Keamanan sudah pasti diragukan karena teroris dimana-mana, beribadah saja tidak aman.
Sabtu, 22 September 2012
NAIK PANGGUNG TANPA PERSIAPAN AKAN TURUN TANPA TEPUK TANGAN
Kalimat ini terucap dari seorang tokoh masyarakat Toba Samosir yang biasa disapa dengan panggilan Oppung Uban marga Simanjuntak. Beliau mengingatkan generasi muda untuk senantisa mempersiapkan diri dalam segala situasi.
Lebih lanjut Oppung UBAN menjelaskan mengapa banyak orang gerogi bahkan tidak sanggup dalam mengucapkan kata sambutan, berdoa atau bertindak dalam suatu acara?, itu dikarenakan yang bersangkutan tidak pernah berpikir IF I WARE ( JIKA SAYA )artinya membiasakan diri mendengar orang lain dalam berpidato, berdoa, berbicara pada setiap moment sehingga pada moment yang sama jika dihunjuk atau harus menyatakan pendapat, memimpin doa, bahkan berpidato maka banyangan, ingatan akan apa yang harus diucapkan, apa yang harus dilakukan, bagaimana mimik menyatakan sudah menjadi modal bagi kita sehingga kita tidak akan gerogi, atau gagal dalam melakukan sesuatu. Pengertian lain dari kalimat "NAIK PANGGUNG TANPA PERSIAPAN AKAN TURUN TANPA TEPUK TANGAN " adalah betapa pentingnya persiapan diri, perencanaan, keseriusan dalam mengamati, mendengarkan, menganalisa, mengingat dan melakukan sesuatu.
Lebih lanjut Oppung UBAN menjelaskan mengapa banyak orang gerogi bahkan tidak sanggup dalam mengucapkan kata sambutan, berdoa atau bertindak dalam suatu acara?, itu dikarenakan yang bersangkutan tidak pernah berpikir IF I WARE ( JIKA SAYA )artinya membiasakan diri mendengar orang lain dalam berpidato, berdoa, berbicara pada setiap moment sehingga pada moment yang sama jika dihunjuk atau harus menyatakan pendapat, memimpin doa, bahkan berpidato maka banyangan, ingatan akan apa yang harus diucapkan, apa yang harus dilakukan, bagaimana mimik menyatakan sudah menjadi modal bagi kita sehingga kita tidak akan gerogi, atau gagal dalam melakukan sesuatu. Pengertian lain dari kalimat "NAIK PANGGUNG TANPA PERSIAPAN AKAN TURUN TANPA TEPUK TANGAN " adalah betapa pentingnya persiapan diri, perencanaan, keseriusan dalam mengamati, mendengarkan, menganalisa, mengingat dan melakukan sesuatu.
Langganan:
Postingan (Atom)